Sabtu, 22 Februari 2014

Relawan

Nggak kerasa bulan Februari udah mau habis aja. Bulan yang harinya paling sedikit di kalender masehi ini biasanya juga disebut hari kasih sayang, ya karena ada hari valentine yang jatuh di tanggal 14 bulan ini. Tahun lalu aku merayakannya bersama band idola, Sheila On 7 (untuk cerita komplitnya bisa di baca di mari). Tahun ini sepertinya berbeda, sangat berbeda. Tentu saja karena adanya letusan Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 13 februari malam hari itu. Mungkin memang Gusti Allah sengaja meletuskan gunung tersebut supaya para pemuda pemudi indonesia tidak hanya memikirkan tentang valentine. Aku sih nggak kepikiran, jomblo mau mikirin siapa coba? Karena kalau memang mau mengungkapkan kasih sayang, nggak harus dan nggak cuma di tanggal 14 februari doang.

Malam tanggal 13 nya ramai sekali di media sosial seperti facebook dan twitter. Semua nya update tentang gunung kelud. Entah yang nge tweet, nge retweet, dan lain sebagainya. Aku sendiri juga ikutan ngetweet walaupun tweetku nggak penting sama sekali. Banyak juga orang yang merasakan getaran gempa ataupun suara  gemuruh letusan gunung kelud. Orang jogja, solo, klaten dan sekitar jawa tengah banyak yang merasakan. Aku nggak merasakan apa apa, baik gempa ataupun suara gemuruhnya. Aku memang nggak peka...
                Dan benar saja, di pagi harinya nggak ada yang kepikiran tentang valentine. Semua sibuk ngurusin rumah yang ternyata terkena dampak letusan abu vulkanik. Aku nggak tau kalau rumahku kena. Karena atap yang seharusnya terkena sinar matahari tertutup abu, jadinya gelap dan membuat tidurku semakin lelap. Sampai pada akhirnya ibuku harus membangunkanku,
 “Jogja keadaane kaya ngene ki kok koe iso isone isih turu i lho Da.”
(Jogja keadannya seperti ini kok kamu bisa-bisanya masih tidur lho Da.)
                Setelah dibangunkan dengan sindiran seperti itu, aku pun cuci muka dan keluar rumah. Kaget banget karena nggak menyangka bakalan separah ini dampak letusannya. Aku benar-benar kepikiran, bagaimana tidak? Gunung Kelud kan letaknya di Kediri, Jawa Timur sana. Kenapa bisa sampai jogja dan separah ini? Seingatku letusan gunung merapi 2010 silam tidak sampai seperti ini. Aku bahkan masih bisa berangkat sekolah walaupun pada akhirnya dipulangkan pagi guna menjaga kesehatan para siswanya.
Setelah sempat menonton tv dan melihat breaking news, aku pun berinisiatif jalan-jalan untuk melihat keadaan, tapi hanya sampai Purawisata aku pulang. Jarak pandangnya sangat kecil, waktu mau nyebrang pun hampir ditabrak truk dari arah berlawanan.  Dan aku cuma memakai kaos dan celana jeans, berbeda dengan orang-orang yang memakai full perlengkapan seperti raincoat atau mantol, kacamata, masker. Aku memang anak pemberani. Dan ketika sampai rumah aku dimarahi karena keluyuran sendirian.
                Ada kabar baik dan kabar buruk menurutku setelah kejadian ini. Kabar baiknya jelas, kuliah yang seharusnya masuk di hari Senin tanggal 17 jadi diundur menjadi tanggal 24. Dan kabar buruknya adalah, juga diundurnya Econostraevent yang seharusnya dihelat tanggal 16. Tapi nggak papa lah, orang tuaku juga nggak bakalan memberikan ijin untuk keluar rumah untuk menonton konser kalau situasinya seperti ini. Lagi pula, aku rapuh.
                Beberapa hari setelahnya, hujan pun turun *tiba-tiba mengalun Sheila On 7 – Hujan Turun*, abu pun sedikit demi sedikit berkurang. Masyarakat pun membersihkan rumah masing-masing. Pemerintah pun menginstruksikan supaya warga juga ikut membantu membersihkan jalan raya, atau bisa disebut juga relawan. Abu yang terkumpul diletakkan di pinggir jalan besar kemudian akan ada petugas dari pemerintah yang mengangkutnya.
Aku sendiri sebagai anak pariwisata, ikut menjadi relawan untuk membersihkan abu yang ada di candi borobudur. Sebenarnya kegiatan kami tidak begitu lama, setelah makan siang kami pulang. Iya, mental mahasiswa sekali. Menurutku malah lebih lama perjalanan kami pergi pulang daripada bersih bersihnya. Jadi, capeknya malah gara-gara perjalanannya.
Dan sebenarnya jadi relawan itu bukan cuma yang turun tangan membantu membersihkan abu vulkanik.
Merelakan orang yang kita sayang lebih memilih orang lain, juga salah satu bentuk menjadi seorang relawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar